Symptoms of Swine Flu

Friday, December 12, 2008

Info OMKABA : China Larang Penggunaan Benzoperoxide untuk Makanan

Kementrian Kesehatan (MoH) China mengumumkan bahan makanan tambahan, Benzoperoxide, yang biasanya digunakan sebagai campuran dalam tepung kemungkinan segera dilarang dipergunakan dalam upaya melindungi konsumen.

"Benzoperoxide, yang digunakan sebagai tambahan dalam tepung agar tampak lebih putih, digunakan secara luas di sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat, Kanada, Filipina, dan China," demikian MoH dalam pernyataannya seperti dikutip China Daily, di Beijing, Kamis (11/12).

Bahan tambahan itu telah digunakan di China dalam produksi tepung selama lebih dari dua dekade. "Tidak ada lagi penggunaan Benzoperoxide, mengingat saat ini telah ada proses teknologi pengolahan tepung dan perbaikan tepung secara alami," kata Mao Qun'am, juru bicara MoH.

Kementrian, katanya, Selasa (9/12), telah menerima laporan dari Administrasi Negara Biji-Bijian yang mendesak segera dihentikan penggunaan bahan pemutih itu. Keputusan melarang penggunaan bahan itu sebagai campuran hanya akan diambil setelah kementrian telah mendiskusikan laporan itu. "Setelah kami mencapai kesepakatan, kami akan meminta Administrasi Standarisasi Republik Rakyat China untuk memperbaiki metode produksi gandum," kata Mao menambahkan.

Benzoperoxide pada bulan lalu telah berada dalam pengawasan ketika sebuah koran di Guangzhou mempertanyakan apakah bahan tambahan makanan itu aman bagi konsumen. Surat kabar itu melaporkan bahwa Kementrian Kesehatan enggan melarang bahan tambahan itu karena dalam upaya melindungi kepentingan produsen Benzoperoxide.

Mao menyangkal laporan itu yang menyebutkan surat kabar itu tidak melakukan wawancara sebelum mempublikasikan. "Laporan surat kabar itu tanpa dasar. Tampaknya seperti terdapat salah pengertian mengenai makanan tambahan kepada publik," katanya. "Makanan tambahan tidak sama dengan racun,".

Ketentuan makanan tambahan di China, katanya, bersifat mekanisme dinamis dalam memutuskan apakah produsen boleh memproduksi atau tidak. "Suatu makanan tambahan hanya digunakan setelah sebelumnya dilakukan evaluasi melalui suatu prosedur ketat dan telah lulus hasil pengujian," katanya.

Dalam tahun 2005 misalnya, MoH telah melarang Potassium bromate, yang juga digunakan dalam produksi gandum, karena ternyata merugikan kesehatan manusia. (Ant/OL-01)

Sumber : http://www.mediaindonesia.com/index.php?ar_id=NDk1NzI=


 

Friday, October 31, 2008

Kamis, 30 Oktober 2008 09:18 WIB

Susu Bermelamin

2.390 Bayi di China Masih Dirawat di RS

BEIJING--MI: Kementerian Kesehatan China, Rabu, menyatakan bahwa 2.390 bayi di seluruh negeri itu masih mendapat perawatan di rumah sakit karena sakit ginjal akibat susu bubuk yang tercemar.

Salah seorang bayi berada dalam kondisi serius, kata Kementerian tersebut.

Jumlah bayi yang menjadi pasien di rumah sakit turun sebesar sepertiga dari satu pekan sebelumnya, ketika lebih dari 3.600 bayi masih dirawat di rumah sakit.

Sebanyak 48.514 anak kecil, katanya, telah pulih dan meninggalkan rumah sakit sejak susu bubuk yang diproduksi oleh Sanlu Group didapati berisi bahan kimia terlarang melamin pada pertengahan September.

Pada Rabu saja, 90 anak kecil menjalani perawatan baru di rumah sakit dan 218 telah sembuh, kata Kementerian itu.

Lebih dari 4.500 lembaga medis di seluruh China telah melakukan pengobatan gratis dan pemeriksaan anak kecil yang dikhawatirkan keracunan dalam skandal tersebut. (Xinhua/Ant/OL-01)

Sumber : http://www.mediaindonesia.com/index.php?ar_id=NDAzMDM=

Kabar yang mengejutkan dari Medan : 80% Obat Impor Memakai kapsul yang Mengandung Zat Babi

Berdasarkan penelitian Lembaga Penelitian Pengawasan Obat dan Makanan (LPPOM) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Medan pimpinan Prof. Dr. Aznan Lelo PhD, ditemukan 80 persen sampel obat-obatan impor berpelindung luar (kapsul) yang diuji mengandung zat babi.

"Hanya 20 persen obat yang halal karena (cangkangnya) dibuat dari sapi atau berbahan nabati seperti tumbuhan. Selebihnya ditengarai bercampur bahan yang diharamkan," ujar Prof. Mohammad Hatta Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Medan di Medan, Selasa (21/10/2008) sebagaimana dikutip dari okezone.com

Tak pelak pertanyaan pun mengembang. Yang paling awal, adalah menyangkut bagaimana obat-obat itu bisa lolos diperdagangkan. Jikalau obat impor itu merupakan produk illegal, tentu saja soal kemampuan negara menangkal produk-produk selundupan patut dipertanyakan. Terlebih kalau produk itu berbahaya baik secara kesehatan atau terkait keimanan.

Sejak dilansir, pemerintah belum ada keterangan apapun dari pihak pemerintah. Ini menerbitkan keresahan tersendiri. Soalnya, tidak diketahui obat impor apa saja yang memakai kapsul yang berbahan dari zat babi tersebut dan apakah obat-obat itu juga diberedar di daerah lain selain Medan.

Singkatnya, ada yang menilai pemerintah terkesan lamban bertindak. Padahal, yang sudah-sudah, untuk urusan kayak begini, masyarakat jelas mudah panik.

Sumber : http://www.berpolitik.com/apakataanda.pl?n_id=17218&c_id=7&param=SFNu84bLzxg3Q70HYsTv

Wednesday, October 29, 2008

INFO OMKA : BPOM Telah Musnahkan Susu dan Makanan Bermelamin

Rabu, 29 Oktober 2008 14:47 WIB

JAKARTA--MI: Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah memusnahkan semua produk susu dan makanan bermelamin hasil sitaan, Selasa (28/10) dini hari.

"Pemusnahan susu dan mekanan bermelamin hasil sitaan sudah kita lakukan Selasa dini hari di TPA (tempat pembuangan akhir) Desa Burangkeng, Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi, disaksikan YPKKI," kata Kepala BPOM Husniah Rubiana Thamrin, Rabu (29/10).

Pemusnahan produk China tersebut sempat tertunda karena belum adanya izin dari Menteri Kesehatan, dan BPOM memusnahkannya untuk mencegah agar barang sitaan tersebut tidak beredar kembali di masyarakat.

Husniah menambahkan semua produk sitaan tidak ada yang dikeluarkan dari daftar produk bermelamin untuk diperiksa kembali. "Semua tetap sama, tidak ada yang dikeluarkan dari daftar," tambahnya. (Ant/OL-01)

Sumber : http://www.mediaindonesia.com/index.php?ar_id=NDAxMTQ=

Thursday, September 25, 2008

Berita OMKA : Tidak Ada Susu Formula Asal China yang Beredar di Indonesia


 

Setelah dilakukan pengecekan di lapangan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), tidak ada susu formula (susu untuk bayi ) di Indonesia yang diimpor dari China. " Pada malam ini saya umumkan bahwa di Indonesia untuk susu formula yang diberikan kepada bayi tidak ada yang berasal dari China", ujar Menkes Dr. Siti Fadilah Supari kepada para wartawan di kediamannya (22/92008 malam) menanggapi Susu Formula produksi China yang mengandung zat berbahaya melamin.

Dr. Siti Fadilah Supari membenarkan bahwa ada suatu produk susu untuk orang dewasa berasal dari China yang beredar di Indonesia. Susu asal China itu adalah susu bubuk full cream merk Guozhen dengan nomor pendaftaran ML 805309001478. Karena itu BPOM akan berkoordinasi dengan Departemen Perdagangan untuk mengamankannya, jelas Menkes.

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dr. Rubiana Husniah Thamrin Akib yang mendampingi Menkes menambahkan, susu formula yang beredar di Indonesia meskipun bahan bakunya dari luar negeri, tetapi dibuat (diproduksi) di Indonesia. "Tidak ada susu bayi yang diimpor dari China", ujarnya.

Kepala BPOM membenarkan bahwa ada satu produk susu untuk orang dewasa yang terdaftar di Indonesia dan berasal dari China. " Itu sedang kami lakukan pemeriksaan ", ujar dr. Rubiana Husniah Thamrin Akib yang biasa disapa Bu Ance itu.

Tanggal 18 September kemarin, BPOM sudah membuat surat edaran ke Balai POM seluruh Indonesia untuk melakukan pemeriksaan. "Yang kami takutkan ada produk ilegal yang beredar. Karena itu, saya minta masyarakat bila menemukan produk susu ilegal (tidak terdaftar di BPOM) segera melaporkan ke Unit Layanan Konsumen BPOM dengan no. telp. 4263333. Dengan pengaduan itu, BPOM akan menurunkan tim penyidik untuk menaindaklanjuti laporan tersebut", kata Ance.

Menjawab pertanyaan mengenai susu asal China yang telah memperoleh ijin edar BPOM, Menkes menyatakan bahwa ijin edar susu full cream untuk orang dewasa diberikan setahun lalu. Walaupun kita belum tahu apakah susu tersebut juga tercemar melamin, kita perlu kehati-hatian. "Susu full cream untuk orang dewasa itu untuk sementara kita akan tarik", ujar Siti Fadilah.

Menanggapi pertanyaan tentang kemungkinan beredarnya susu ilegal, Menkes menyatakan hal itu harus ditarik dari peredaran. Masyarakat tidak boleh mengkonsumsi susu yang tidak memiliki ijin edar dari BPOM.

Menkes juga minta masyarakat untuk melaporkan ke Unit Layanan Konsumen BPOM bila menemukan produk makanan dan minuman yang tidak mempunyai ijin edar dari BPOM termasuk susu yang berasal dari China.

Badan POM RI menindaklanjuti pengamanan produk susu yang berasal dari China dengan menyurati Asosiasi Peritel Indonesia tertanggal 23 September 2008, meminta agar melakukan pengamanan terhadap produk-produk susu serta produk-produk yang mengandung susu dari China. Dilakukan dengan cara menariknya dari peredaran, menyegel dan melaporkan hasilnya kepada Badan POM RI.

Produk-produk yang diminta ditarik dari peredaran meliputi 28 item yaitu: Jinwel Yougoo susu fermentasi rasa jeruk, Jinwel Yougoo aneka buah, Jinwel Yougoo tanpa rasa, Guozhen susu bubuk fullcream, Meiji Indoeskrim Gold Monas rasa coklat, Meiji Indoeskrim Gold Monas rasa vanila, Oreo Stick Wafer, Oreo Stick Wafer, Oreo Coklat Sandwich Cookies, M&M's kembang gula coklat susu, M&M's coklat susu, Snicker's (Biskuit-Nougat lapis coklat), Dove Choc kembang gula coklat, Dove Choc, Dove Choc, Natural Choice yogurt Flavoured Ice Bar, Yili Bean Club matcha Red Bean ice bar, Yili Bean Club red bean ice bar, Yili Prestige Chocliz, Yili Chestnut Ice Bar, Nestle Dairy Farm UHT pure milk, Yili High Calcium low fat Milk Beverage, Yili High Calcium Milk Beverage, Yili pure milk 205 ml, Yili Pure Milk 1 L, Dutch Lady Strawberry Flavoured milk, White Rabbit creamy candy, dan Yili Choice Dairy Frozen yoghurt bar (kembang gula).

Sumber : Depkes Online

http://www.depkes.go.id/index.php?option=news&task=viewarticle&sid=3194

Wednesday, September 10, 2008

Upaya Pengendalian Flu Burung Juni 2005 – Agustus 2008

Jakarta Depkes OL, 09 Sep 2008
Posko Flu Burung Departemen Kesehatan mencatat, dari 12 provinsi yang terinfeksi Flu Burung pada manusia, sampai dengan 31 Agustus 2008 terdapat 7 provinsi tidak ditemukan lagi yaitu Provinsi Lampung (infeksi 22 September 2005, 2 tahun 11 bulan), Provinsi Sulsel (infeksi 18 Juni 2006, 2 tahun 2 bulan), Provinsi Sumsel (infeksi 10 Maret 2007, 1 tahun 5 bulan), Provinsi Riau (infekksi 31 Oktober 2007, 10 bulan tak ada kasus), Provinsi Jawa Timur (infeksi 19 Maret : 1 tahun 7 bulan), Provinsi Sumatra Utara (infeksi 3 Mei 2007 : 1 tahun 3 bulan), dan Provinsi Bali (infeksi 14 Agustus 2007, 1 tahun)
Sampai saat ini, penularan Flu Burung (FB) masih berasal dari unggas ke manusia. Berdasarkan pemeriksaan spesimen dan kontak kasus pada periode Januari – 31 Agustus sebanyak 986 (tahun 2006), 1.218 (tahun 2007), dan 805 spesimen (tahun 2008) dan terhadap kontak kasus, menunjukkan belum terjadi adanya penularan antar manusia.
Berdasarkan surveilans epidemiologi Flu Burung pada akhir bulan Juli 2008 ditemukan 1 kasus positif Flu Burung atas nama Jk (L, 20 th) warga Tangerang Banten yang meninggal tanggal 31 Juli 2008. Sementara pada bulan Agustus 2008 tidak ditemukan adanya kasus baru. Pemeriksaan terhadap 12 orang suspek Flu Burung warga di Afdeling 5 Damuli Dusun IV Air Batu, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara, awal Agustus lalu, semuanya negatif Flu Burung. Kasus suspek Flu Burung tersebut ditemukan berdasarkan kegiatan surveilans aktif sejak tanggal 5 – 7 Agustus 2008 oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara dan Dinkes Kabupaten Asahan.
Perkembangan dari bulan Januari – Agustus 2008 menunjukkan kecenderungan penurunan jumlah kasus. Puncak tertinggi kasus Flu Burung tercatat pada bulan Mei 2007 yaitu ditemukannya 18 kasus positif klaster Flu Burung di Kabupaten Karo dengan 7 kasus.
Jumlah kasus Flu Burung pada periode yang sama bulan Januari – 31 Agustus tahun 2006, 2007 dan 2008 berturut-turut yaitu 45 kasus, 31 kasus dan 20 kasus. Artinya pada bulan Januari – 31 Agustus 2008 terjadi penurunan kasus sebesar 35,4% dibanding periode yang sama tahun 2007, dan menurun 55,5% dibanding dengan periode yang sama tahun 2006.
Jumlah kasus suspek periode Januari – Agustus 2008 menunjukkan penurunan sebesar 45% dibanding dengan periode yang sama tahun 2007, dan menurun 25% pada tahun 2006.
Upaya yang dilakukan pemerintah dalam menangani kasus Flu Burung adalah melakukan penyuluhan, perawatan gratis di RS pada kasus suspek dan positif Flu Burung termasuk pemulasaran jenazah. Penyediaan obat oseltamivir di Puskesmas, RS Rujukan, dan Dinas Kesehatan Kabupaten dan Provinsi. Pelatihan juru bicara Flu Burung 12 regional, terakhir, Regional Bali pada Bulan Agustus 2008. Komunikasi dan Informasi peanggulangan Flu Burung melalui media massa. Simulasi Table top penanggulangan episenter pandemi influenza pada bulan Agustus di Palu, Provinsi Sulawesi Tengah.
Selain itu, pemerintah juga telah menyusun Modul Rencana Kontinjensi Penanggulangan Episenter Pandemi Influenza bagi Kabupaten/Kota dan Provinsi. Pelatihan Penyelidikan Epidemiologi bagi Tim Gerak Cepat/TGC provinsi dan Kabupaten. Asesment kinerja TGC dan Petugas Surveillans Kabupaten/Kota (DSO/District Surveillance Officer). Perekrutan calon mahasiswa S2 Epidemiologi Lapangan/Field Epidemiology Training Programme/FETP Indonesia di Universitas Indonesia Jakarta dan Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Juga dilakukan survei pengetahuan sikap dan perilaku Flu Burung di desa Jurug Kec. Mojosongo, Kab. Boyolali, Jawa Tengah.
Tidak hanya upaya di dalam negeri, pemerintah juga melakukan kerja sama internasional dengan negara sedang berkembang dan Gerakan Non Blok yang menghasilkan resolusi World Health Assembly (WHA 60.28) pada bulan Mei 2007 tentang tindakan untuk peningkatan transparasi, keadilan dan kesetaraan dalam pemanfaatan informasi, diagnosa, obat-obatan, vaksin dan teknologi lainnya.
Hasilnya, wakil tetap gerakan Non Blok pada tanggal 27 Juni 2008 telah mensahkan Deklarasi Gerakan Non Blok tentang “Responsible Practices for sharing of Avian Influenza Viruses and Benefits Sharing“ dengan garis besar pertukaran informasi, virus sharing yang berkeadilan, setara dan terbuka dalam mengakses vaksin bagi negara berkembang.

Sumber :
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon/faks: 021-52921669 dan 5223002, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id.

Wednesday, April 23, 2008

Severe Acute Watery Diarrhoea with V. cholerae positive cases in Viet Nam

Severe Acute Watery Diarrhoea

22 April 2008 -- Between 5 March and 22 April the Ministry of Health of Viet Nam reported 2490 cases of severe acute watery diarrhoea including 377 that were positive for Vibrio cholerae , the bacterium causing cholera. The serotype has been identified as 01 Ogawa. No deaths have been reported, a fact that indicates that good case management is in place.

Until now, 20 provinces and municipalities of Viet Nam have been affected. The majority of people infected by the disease are Hanoi residents. The predominant route of infection appears to be consumption of contaminated food. Cholera bacteria have not been detected in drinking water in Hanoi or in other affected areas but have been found in some surface waters. Additional epidemiological, environmental and food trace-back investigations are under way.

The Ministry of Health has been increasing health education and launched a mass media campaign aimed at strengthening food safety and personal hygiene knowledge and practices. Environmental disinfection is conducted in the homes of cholera patients and a program of intensified hygiene inspection of commercial food vendors is being carried out.

WHO is supporting the Ministry of Health by providing technical advice on aspects of the epidemiological and laboratory investigations of the outbreak. In addition, WHO and other UN agencies are exploring other possibilities of assistance.

In controlling the spread of cholera WHO does not recommend any special restrictions to travel or trade to or from affected areas. Visitors coming to Viet Nam are encouraged to respect basic precautions when consuming water and food.

Sumber : WHO

Pencapaian Program 2007 Seksi Karantina & SE KKP Kelas II Medan

Menkes di Embarkasi MES

Menkes di Embarkasi MES

Menkes, Wakil Kadiskes SUMUT & Kepala KKP Medan

Menkes, Wakil Kadiskes SUMUT & Kepala KKP Medan

Dirjen di Embarkasi MES

Dirjen di Embarkasi MES

Peserta ATLS dari KKP se-Indonesia

Peserta ATLS dari KKP se-Indonesia